”Jadi tak sabar saya, pak. Dari logatnya, sepertinya dia bukan orang Jakarta. Bokep Rusia Tiap ketemu, kita pasti main. Perutku yang buncit hanya memungkinkan posisi seperti itu saat menikmati tubuh sintalnya. Hotel Muria?” aku beranikan diri memanggilnya ’mbak’. Dia cuma mau tubuhku. Lalu kembali aku naik ke tempat tidur. ”Ah, banyak sekali, pak.” wanita itu menggelinjang geli saat vaginanya kusembur dengan kawah panasku berkali-kali. Meski sudah lebih 50 tahun, tapi penisku itu masih bisa berdiri tegak. Dia juga menekan-nekan kepalaku agar tenggelam lebih dalam ke lubang selangkangannya. Keluarin sperma bapak di dalam. “…” dia diam saja sambil tetap memandang ke luar jendela. Terusin aja. Namun rupanya ada satu sisi saya yang bahagia karena bisa bersama dengan orang yang saya cintai, meski tak bisa memilikinya dengan utuh.” Sampai di lobby Hotel Muria, dia menyerahkan sejumlah uang.
