Mas Ton menangkap apa yang kumaksud. Bokep HD Kepala yang membesar
telah mengkilat. Aahhh.., dan pada saat yang hampir
bersamaan, Mas Ton menekankan pinggulnya ke pahaku, dan batang kemaluan
yang berada dalam genggamanku terasa berkedut-kedut dengan kuat, dan
kurasakan air maninya memancar dan membasahi pahaku. Mas Ton tersenyum, tetapi aku tidak dapat membalas
senyumnya. Elusan di atas celana di depan vagina,
kadang-kadang diselipkan jari tanganya dari samping celanaku membuat
dinding vaginaku berdenyut lembut dan enak. Tanpa sadar kupeluk pundaknya erat-erat ketika tangannya
meremas-remas buah dadaku. Direbahkannya tubuhnya rapat di belakangku sambil menarik
pundakku ke arahnya, sehingga aku kembali dalam posisi telentang dan
dia mencoba menciumku, tetapi aku menghindar dari ciumannya. Beberapa
detik aku tergeletak dengan lemas berdampingan dengan tubuh hangatnya
Mas Ton. Sensasi ini belum
pernah terjadi sebelumnya, bahkan dengan pacarku saja aku masih sebatas
bergandengan tangan saja. Kudengar
nafasnya memburu disertai desis yang pendek dari mulutnya. Dalam keadaan demikian kuarahkan pandanganku ke pintu
kamar.
