ooohh ?.. Bokep Tante ffffff ?. Kini istriku yang
sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Demo, kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Demo,
kedua payudara montoknya keluar dari blaser kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi
terkangkang lebar, sehingga celana dalam sutera putihnya tampak. “Wah, kebetulan saya bawa surat nikah,
mbah,”kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata
Mbah Demo langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Demo menatap tajam
gundukan daging payudara istriku bagian atas.“Jeng, pijet ya,” kata Mbah Demo “Saya, nggak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Nggak Mbah Demo
nggak perlu megang?.”katanya sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa
saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya. Tangan kanan Mbah Demo meraih bungkusan
putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya, sesuatu sebesar batang
kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai gurat gurat melingkar seperti sekrup dan




















