“Kalau itu tak perlu khawatir”, kataku.“Tinggal merancang bersama Bu Sherliana, kapan membagi waktunya. Kutuangkan anggur merah di gelas berkaki tinggi, satu untuknya, satu untukku. Film Porno Kami beradu gelas, meneguk sekali dan sama-sama meletakkan gelas di meja. Kudorong pintu itu dan tak lama kemudian kami telah berbaring di tempat tidur. Ia betul menikmatinya. Aaa..” Gerakanku telah menciptakan sensasi yang belum pernah dirasakannya. Aku menelan ludah sembari tersenyum penuh kemenangan. Aku menelan ludah sembari tersenyum penuh kemenangan. Kalau di tempat asalku sangat jarang untuk bergaul dgn orang Cina, maka di Surabaya hal itu bukan hal yang aneh. Kemaluanku kugosok-gosokan ke pantatnya yang putih mulus. Yang perlu kan burungnya. dgn diam-diam ia menungging. Pantatnya ditinggikan sehingga aku dgn mudah dapat menyetubuhinya dari belakang. Bu Sherlliana memang milik suaminya, tetapi tubuhnya itu milikku.




















