“Seperti yang aku bilang: aku selalu jujur sama kamu,” dia berusaha menenangkan aku. Tapi ternyata kami hanya mengobrol saja, bahan obrolannya pun tidak ada yang menjurus tentang seks sama sekali. Bokep Korea Kami chatting hampir setiap malam dan membahas segala hal; termasuk soal seks. Tampak puas sekali melihat kondisiku yang sekarang. Termasuk beberapa staf rumah sakit dan dokter Chandra. Cantik, lucu, baik, pinter. Duh, kini aku tidak bisa kabur.Aku mendorong pintu cafe dan melangkah masuk. “Pesanan kami antar maksimal 10 menit ya.”“Kamu pesan minuman?” tanya dia ketika pelayan sudah pergi.“Kenapa?” aku balas bertanya.“Gak apa-apa,” dia tersenyum. “…Bahkan kamu menemuiku karena berharap akan terjadi sesuatu antara aku dan kamu kan?”Pikiranku jelas langsung menolak tuduhannya. Tampaknya dia termasuk orang yang rutin menjaga kebersihan kelaminnya.Sampai ujung penis, kusapu seluruh ‘palkon’-nya dengan lidah lalu kumasukkan kejantanannya ke dalam mulutku hingga mentok ke tenggorokan.




















