Penisku dipegangi ibu mertuaku, jempolnya mengelus-elus kepala penisku dengan lembut. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Bokep Jilbab/Hijab “Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda. Aku minggir di tempat yang agak gelap. “Okey…, buka dulu ritsluitingnya” , katanya. Mungkin terpengaruh juga karena aku sudah satu minggu tidak bersetubuh dengan istriku. Cepat-cepat aku buka celanaku, aku turuni celana dalamku. Aku teringat peristiwa yang aku alami dengan ibu mertuaku. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sambil memencet hidungku. “Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertuaku. Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu. Liangnya vaginanya sudah basah. Peristiwa itu terjadi waktu malam dua hari sebelum hari perkawainanku dengan Riris. Kami saling mengasihi, antara ibu dan anak, antara seorang pria dan seorang wanita, kami tulus mengasihi satu sama lain. “Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”. “Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertuaku.
