Dia menjilati mukaku dengan buas. Cerita ini bermula ketika suatu hari aku tidak terjun ke lapangan karena badanku terasa tidak enak. Bokep India Laras yang duduk dihadapanku terus naik turun hingga payudaranya terayun-ayun. Aku selalu sempatkan waktu sekitar 2 sampai 5 menit kepada masing masing individu untuk berbicara mengenai keluhan-keluhan mereka, kendala-kendala di lapangan, dan rencana-rencana mereka ke depan, sehingga mereka merasa benar-benar menjadi bagian yang penting dalam tim. Bibir Laraspun mulai bergerilya turun. Aku selalu menghadapi mereka dengan sabar, meski sifat mereka tak sama. Laras terlihat sangat antusias. Dengan posisi doggystyle aku memompa pantat Laras berkali-kali hingga aku merasakan ada dorongan yang sangat kuat, hingga frekuensi doronganku semakin cepat. Mereka semua sangat respek terhadapku. Kenapa, nggak boleh?” tanya Laras manja. Eh ngomong-ngomong, sorry lho kamarku berantakan”
“Ah cowok mah, biasa,” sahut Laras dengan sedikit logat sunda. Aku jadi teringat Dewi pemeran VCD Itenas yang heboh itu.
