Tapi itu ada ritualnya, bisa diakali, Nyonya tidak perlu
kuatir.” Kali ini Mbah Sukmo mulai ngawur. “Hong Silawe…Silawe…kemari Nduk. Bokep Mama Ruang prakteknya yang dipenuhi oleh benda-benda pusaka, dan segenap wewangian kemenyan serta sesaji bagi iblis sesembahannya menambah keangkeran dukun berusia60 tahun dengan jambang lebat memenuhi wajahnya. Tubuh putih mulus dengan kulit yang masih kencang. Pantat Restuwati pun mengikuti irama genjotan Mbah Sukmo. Jembutnya aja ditata.Wanginya juga beda, batin Mbah Sukmo sesaat setelah melihat vagina Nyonya Restuwati. Sesekali tubuhnya terangkat untuk memberi kesempatan bibirnya mengulum dua puting yang menggoda itu. Mungkin karena orang kota pandai merawat diri, pikir Sukmo sambil menikmati pijatan vagina Restuwati.“Plok…plok…plok…plak…plak…plak..” suara perut Mbah Sukmo bertemu kulit putih Restuwati. Kita tuntaskan ritual agung ini.Siaap?” “I…i…ya..Iya Mbah…” Lisa menjawab, gadis ini agak tergagap karena pandangannya yang terfokus pada penis Mbah Dukun yang kembali perkasa. Restuwati terus meliuk di atas tubuh tua Sang Dukun. Dan, kedua tangannya memegang rambut panjangnya.
