kulihat tubuhnya hanya dibalut baju piyama dan rambutnya masih diikat dengan handuk. “kamu mampir dulu, Bud, ntar Mbak buatkan kopi penghangat tubuh, sambil nunggu hujan reda” kata dewi
“makasih mbak, baiklah!” kataku sambil berpikir betapa beruntungnya aku. Bokep Crot Vaginanya memang sudah sangat basah, aku maklum saja. dari pantulan kaca kulihat buah dada Ina naik turun dengan cepat. gerakkanku semakin kesetanan, melihat dewi merem melek sambil mendesah. “Maafkan aku In, aku mungkin belum bisa memuaskan kamu, tapi besok lagi, pasti kamu kubuat pingsan” kataku cepat sambil memeluknya
“Aduh Bud, jangan salah, walau kamu diam tadi, aku malah dapat orgasme berkali-kali, kamu hebat!” kata Ina. terus dikocoknya kemaluanku, pelan-pelan penuh perasaan, kayaknya dewi sudah mahir sekali. wah?! kulihat Ina masih duduk didepan TV dan memelototinya. “ke jetis berapa?”
“tujuh ribu mbak!” tak kusangka Mbak itu mau juga aku tawarin. Saat aku starter motor aku lihat seorang perempuan muda 30-an tahun mungkin tengah menunggu taksi ataupun hujan reda.




















