“Tunggu balasanku Rin….tunggu saja!” aku tersenyum licik dalam hati sambil mengelus rambut hitam panjangnya, “yuk kita makan!” ajakku merangkul tubuhnya.Kami pun makan malam seperti biasanya dalam suasana hati yang sudah tidak biasa. Bokep Family Kamera mensyuting wajah Ririn yang belepotan cairan putih kental, ia menggerakkan lidahnya menjilati yang berceceran di sekitar mulutnya.“Sudah dong Pak Anton, saya capek nih!” rintih Ririn
“Belum mbak, mbak kan sudah dikontrak dan dibayar mahal untuk ini, hehehe…” kata Anton, “abis ini saya akan segera transfer uangnya ke rekening suami mbak, saya janji itu dan pegang kata-kata saya!”
Aku terkesiap, jadi nominal sebesar itu adalah harga untuk semua ini, menjerumuskan istriku menjadi seperti pelacur atau…kalau dengan kata lain, menggali hasrat liar terpendam dalam dirinya? Kamar itu sangat tertutup hingga aku tidak bisa melihat bahkan mengintip apa yang sedang terjadi di dalam, sesekali aku bisa mendengar suara percakapan itu pun tidak jelas dan suara-suara dari kamera yang sedang bekerja.Dua jam berlalu, perasaanku semakin tak karuan apalagi




















