Apa.. Ada-ada saja kamu… Hei… kamu jangan bertingkah lagi ya… jangan sampai kesabaranku hilang. Vidio XNXX Dia memandangku dengan gundah. Ditindihnya aku, dia sendiri yang menghunjamkan kemaluanku ke liang kewanitaannya.“Rasakan nihhh… bajingan… shhhh”, teriaknya sambil menari-nari di atasku. Hmm… beruntung sekali calon suaminya. Tiba-tiba HP-nya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah.“Ingat… jangan bertindak aneh-aneh… kalau masih ingin hidup…” pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn.Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Kali ini bentuknya sudah berbeda. Aku sebenarnya ingin tertawa. Dia menangis sesenggukan.“Nikmatnya memek perawan kamu Nin…” kataku tersenyum senang.Aku langsung menjilati darah segar yang sudah membasahi pahanya. Dengan posisi ini aku bisa menyodoknya dengan sangat keras. Pinang Inn memang disediakan untuk bermesum ria. Dia tidak bereaksi.“Bye.. Kutarik kemaluanku yang melemah dengan pelan. nanti ngebanguninnya susah”, katanya polos.Di kala otakku sudah kesetanan, tiba-tiba…“Jangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu”, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa.




















