“Occhh.., acchh.., ngg..,” cuma itu yang bisa keluar dari mulut Santi. Bokep sex Tubuh Santi berguncang, menggeliat, meluncur hampir terjatuh dari meja yang kini penuh keringat bercampur air bekas sayuran, saos tomat, dan sebagainya. Sebaliknya, setengah jam kemudian kami telah terlihat bergumul di kamar tidur. Setelah sekian lama menahan diri dan memberikan empat orgasme kepada Santi, kini aku membiarkan klimaksku sendiri datang menyerbu. Apalagi lalu jari itu semakin lama semakin ke bawah, lalu agak ke depan, menyelinap ke gerbang kewanitaannya dari belakang. Oocch.., geli sekali rasa puncak-puncak payudara Santi, membuat tubuhnya bergetar pelan. Aku menjilati bagian yang terkuak itu, mendesak-desakkan lidahku yang panjang ke dinding-dinding kewanitaan Santi, menimbulkan perasaan yang tak terperi dalam dirinya. “Hei..!” Santi menjerit kaget, “Mas, jangan nggangguin Santi dong.., ntar makanannya jadi nggak enak lho!”.




















