Rupanya dia belum puas dengan pelayanan habis-habisanku barusan. Di baliknya menyembul batang penis laki-laki itu yang telah menegang, sebesar lengan Bayi.Tak terasa aku menjerit ngeri, aku belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Bokep STW Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. Persetan dengan tubuhku yang masih telanjang bulat.Pak Hr kemudian bangkit berdiri, ia menyulut sebatang rokok. Aku hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pujian itu.Dengan lembut Pak Hr mendorong tubuhku sampai terduduk di pinggir kasur. “Idih jahat banget!”. Berutung kali ini, aku bisa memaksanya menandatangani berkas ujian susulanku.“Masih ada mata kuliah Pengantar Berorganisasi dan Kepemimpinan”, katanya sambil membubuhkan nilai A di berkas ujianku. “Tau nih, aku mau minta ujian susulan, sudah dua kali aku minta diundur terus, kenapa ya?”. Tapi apa peduliku?Tiba-tiba Pak Hr melepaskan diri, lalu ia berdiri di depanku yang masih terduduk di tepi ranjang dengan bagian bawah perutnya persis berada di depan wajahku.




















