Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu-satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami. Bokep sex Aku guyur dengan air agar masuk ke lubang pembuangan. ”Masuk aja Pak”, Tina tetap membujukku. Matanya mulai sedikit sayu. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan seiring kecupan dan ciumanku di belakang leher dan daun-daun telinganya. Kepalaku tetap diusap –usap oleh Tina. Tangan kananku mengambil segayung air, kuguyur ke tubuh depannya. Aku mencuci tangan dan mengembalikan sabun padanya. “Iya Pak..silakan diminum“, kata Tina. ”Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya Pak..cepet ya Pak..atau..”, tidak terdengar lanjutan kalimatnya. Vagina luar hanya kusentuh sedikit dengan sabun, takut perih dan iritasi nanti. Bener kamu masih nyimpen obatnya ?”, sambil kucubit pipinya. Malah aku yang takut kamu laporin”. Kukecup-kecup pundak dan leher belakangnya. Aku menggerakkan tubuh pelan-pelan, kunikmati jepitan dinding-dindingnya yang masih kuat. Bagaimana tidak, jarak kami hanya 2-3 langkah, tidak ada orang lain lagi di rumah.”Plak..plak”, kecoak pun mati dengan




















