“Denok, denok, denok”, kataku. Ratih, ratih ratih!”, kataku. Bokep Montok “Mbak sudah keluar dari tadi dik…ah…aah…ahh…”, kata mbak Ratih. Ia tak sadar apa yang terjadi tadi malam. Aku tindih tubuh mbakku. Bau rambutnya sangat harum dan aku masih meremas toketnya yang gedhe tadi. Sementara celanaku sudah sesak, aku pun terpaksa melepaskan semua bajuku sekalian. Lagi pula aku sudah horni. Sesaat kemudian ia membuka matanya dan melihatku. Mbak Ratih pelan sebenarnya oralnya, cuman enak banget, bener-bener penisku dijadiin lolipop. Anggap rasa cintamu padaku saat ini seperti balon yang kecil. “Mbak akan mematuhi apapun yang saya inginkan dan katakan, apabila aku bertepuk tiga kali lalu memanggil namamu tiga kali, Ratih, ratih, ratih, segera sadar dari pengaruh hipnotisku. Aku tuntun tangannya memegang penisku, oh nikmat sekali. “Kamu patuh kepada perintahku? Mbak Ratih tak beranjak dari papan spiral itu. Kurang lebih sebulan setelah belajar, aku dirasa mampu untuk mempraktekkan ilmuku.
