Tubuhku naik-turun semakin kencang hingga akhirnya…
“Hmmmmhhhh….” Kedua tanganku menutup mulut yang menjerit saat tubuhku seperti kejang-kejang beberapa kali lalu ambruk di dadanya. Kini mau gak mau aku harus ke sana karena mata dokter Chandra terus membuntuti langkahku untuk memastikan diriku benar-benar pergi ke cafe dan tidak membohonginya.Dari seberang jalan, cafe di depanku mendadak terlihat mengintimidasi. Bokep Korea “Seperti yang aku bilang: aku selalu jujur sama kamu,” dia berusaha menenangkan aku. “Enak banget sayang!”Aku menunggu dengan was-was, bersiap menerima guyuran sperma di wajahku.Tapi tidak ada. Tak tahan dengan rangsangan yang kuterima, tanganku langsung menekuk hingga tubuhku tinggal bertumpu pada kedua siku. Apalagi jika yang meminta adalah cowok seperti dia: sesama anggota grup penulis dan pembaca cerita dewasa.Aku lupa bagaimana awal perkenalan kami, yang kuingat hanya akhir-akhir ini kami memang cukup intens mengobrol.




















