“i…iya bu…Mbak”, jawabku pendek.Entah kenapa perasaan senang menyelimutiku. Dan aku merasa ada sesuatu yang mau keluar. Bokep Asia Mbak Titis pun masih asik dengan penisku di mulutnya. Entah keberanian dari mana yang mendorong wajahku sehingga bibirku mengecup lembut bibir Mbak Titis. Kulakukan berulang kali sampai 15 menit. “Dikunci dulu, trus ntar kuncinya bawa ke sini ya, mas!”
Sesaat aku bingung sambil berjalan turun menuju pintu gerbang. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang kecil.Ibu Titis suka memakai pakaian yang seksi. Tapi justru payudaranya yang kecil itu yang membuatku sangat penasaran. Karuan aja aku jadi deg-degan…“Gerbang depan udah di kunci, mas”, sebuah suara membuyarkan lamunanku. Aku mencoba melingkarkan tanganku di punggung Mbak Titis. Hidungku nyaris bersentuhan dengan hidung Mbak Titis.
