Aku kembali menuju Bandung. Sampai di pertigaan jalan Panorama macet lagi. Bokep Colmek Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. CD-nya sempat terlihat ketika ia jongkok mengambil dagangan yang terletak di bagian bawah rak kaca etalase. Di depan terlihat 2 orang pejalan kaki menuju ke arah kami. Tawaran yang naif, sebab jawabannya begitu jelas. “Entar dong..”, Aku bersih-bersih diri. Penisku masih kubiarkan terbuka berdiri tegak. “Ih, Mas.., dilihat orang”, sergahnya menepis tanganku. Engga.., ah. “Mau ngapain?”. Paling-paling ia hanya menepis tanganku sambil matanya jelalatan khawatir ada orang yang melihatnya. Kalau sudah ada cewek duduk di sampingku, seperti biasa mobilku langsung cari hotel, wisma, guest-house, atau apapun namanya yang bertebaran di daerah Setia Budi. Tanganku kembali ke pahanya, bahkan terus ke atas meraba CD-nya. Di tepi kanan jalan ke arah Tangkuban Perahu itu banyak terdapat kedai-kedai jagung bakar.




















