Kurasakan detakan jantung Kak Tina kencang, seirama dengan detak
jantungku. Kak Tina selalu membangunkan aku setelah dia memasak air. Bokep Crot Aku salah tingkah. Aku melihat judul novel yang dibacanya. Kak Tina tidak ada di rumah. Terkadang novel-novelnya Freddy S, Abdullah Harahap,
dan Motinggo Busye. Aku semakin berani. Tangan Kak Tinapun tetap
meraba pahaku. “Ya”
“Kalau begitu, duduklah di pangkuanku”
Aku
kaget, tapi tanpa berkomentar aku lalu duduk di atas pahanya. Sudah bisa dapat anak”. Tinggallah aku
sendiri. Aku
semakin takjub. Setelah makan, aku beristirahat di
dalam kamar. Erangannya berubah menjadi jerit tertahan. Baunyapun beda, seperti bau akasia. Dia hanya memberikan Kho Ping Hoo
untukku. Aku menutup bagian depan celanaku yang basah dengan tas sekolahku. Sehingga waktunya cukup banyak untuk membaca. “Mulai sekarang, hati-hati bergaul” Katanya. “Iya Kak”, Jawabku pasrah. “Kau sudah pulang, Sapto?”. Dia hanya memberikan Kho Ping Hoo
untukku. Memandanginya. Aku? Aku
menyumpah-nyumpah. Otakku terbakar! Tapi aku sudah telanjur tidak dapat tidur. Saat itulah kurasakan puting susu Kak Tina
mengelus punggung tanganku.
