Ke bawah lagi: Turun. Bokep Cina Ini kesempatan kedua. Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Masih terasa tangannya di punggung, dada, perut, paha. Ayo..!Aku masih diam saja. Aku menggelepar.“Sst..! Ia sudah membereskan peralatan pijat. Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Wajahku mulai panas. Aku terlambat setengah jam.Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya ada keringat sudah terbayang. Dadaku tiba-tiba berdegup-degup.“Bang, Bang kiri Bang..!”Semua penumpang menoleh ke arahku. Atau apalah? Masih terasa tangannya di punggung, dada, perut, paha. Ah.., selangkanganku disentuh lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan cream. Suara itu lagi. Semua orang bebas masuk asal punya uang. Aku tahu di mana ruangannya. Suara pletak-pletok mendekat.“Ayo tengkurap..!” kata wanita setengah baya itu.Aku tengkurap. Dan kubuka celana pantai.




















