“Udah dong Rick..! Bokeb Goyangan pantat Hesti semakin liar. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! “Erick..,” kataku sambil menyodorkan tanganku. “Kamu hebat sekali Rick..!” puji Hesti. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. Ia mendesah kenikmatan, “Aahh Rick..!”
Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuangkat tubuh Hesti ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Hesti melingkar di pinggangku. Tiba-tiba telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Yogi yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Bentar kok Rick..,” kata Yogi sambil tertawa kecil. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya. “Tuh.., di atas meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku.




















