Jantungku berdebar keras ketika kusentuh lembut kedua daging kembar itu. Angin berhembus dengan kencang disertai dengan pecahan air hujan. Bokep Barat tapi menimbang “upah” yang mungkin bakalan aku dapat, dengan nekat aku telepon nomer itu. Ku hendak pulang ke Indonesia.Aku tak pernah mempermasalahkan duit. Setelah aku perhatikan dengan seksama, di balik baju piyamanya sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi. “Bibi masuk aja ke selimut ini, gede kok buat bertiga,” kata Silva. Aku hampir saja ngecrot di tempat! Aku menarik tangan kananku dan membawanya ke depan hidungku. Putingnya merah jambu.“Sini bi, tidur dekat aku,” Silvia membuyarkan segala imajinasiku. Mereka menempati kamar kos yang kamar mandinya barengan. Tetes demi tetes cairan sperma itu mengalir di paha Silva, turun membasahi sprei.
>