Belum sampai aku menstater mobil pickupku, Bu Murni sambil berlari kecil ke arahku.. Pipit masih saja memandangku tak berkedip. Bokeb “Dik Wahyu, itu tadi anak saya si Pipit..” kata Bu Murni. Masih sambil senyum dia balik kanan untuk masuk kembali ke dalam rumahnya. Dia sudah ganti baju, mungkin yang biasa dia pakai kesehariannya.. “Mas, mending kita tunggu saja yah.. “Eh Ugi, Ibu sudah lama belum perginya? “Kamu gila Pit.. Aku masih berjuang untuk hal itu hingga detik ini. Akupun akhirnya nekat memandang dia juga, dan tak terasa tanganku meraih tangan Pipit, dingin dan sedikit berkeringat. Aku dan Pipit saling menatap, tak habis pikir kenapa ada kesempatan yang tak terduga datang beruntun untuk kami, tak ada rencana, tak ada niat tahu-tahu kami hanya berdua saja disebuah rumah yang kosong ditinggal pemiliknya. Matanya merem melek lidahnya menjulur membasahi bibirnya sendiri, mendesah lagi.. Pipit masih saja memandangku tak berkedip. “Kamu gila Pit.. Bikin aku kelojotan.. Kok kita pegang-pegangan sih..”




















