Tami tertawa ngakak sambill membawa alih mengocok zakarku bersama buas.“Gantian…!”ujar Dian menukar posisii Tami. Bokeb Sedangkan Lina gantian meremas-remas buah pelirku. hmm.., 18 senti. Namun Lina tak perduli. Saya langsung minta sama sopir taxi serta-merta meluncur ke alamat yg dituju. Kemana mereka? Saya menyukai sekali. Jikalau saya tolak, saya merasa merendahkan atau menyepelekan apa yg namanya fans atau peminat. Batu bara yg tertimpa minyak & jus tomat itu mengeluarkan asap panas yg serentak membakar kulitku. Dulu Dian menyusul & memelukku dari belakang, menggerayangi dadaku & menciumi punggungku. Kulihat vaginanya yg mengarah ke wajahku itu bersih dari rambut kemaluan. Keringatku menetes-netes deras.“Siapa kalian ini sebenarnya..?” tanyaku memberanikan diri.“Diam..! kental..!” sahut Lina.“Ayo, ikat ia di ruangan penyiksaan.




















