Hmm..!”
“Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.Aku merangkak ke kolong mejanya. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.“Jhony, julurkan lidahmuu! Bokep Hot Menengadah. Aku menengadah. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Nafasnya mengebu. Aku selalu duduk persis di depannya. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Indah. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. “Haus!” jawabku singkat.Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Kakinya mulus tanpa cacat. “Mengapa?”Aku membisu. “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan.Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan.




















