Penuh tenaga, makin lama makin cepat gerakanku. Bokeb Suasana begitu romantis. Aku tidak memperdulikan perlawananya. “..mbak juga nyesel..”
” tapi kalo boleh jujur..maaf yaaa mbak..”
“Apa den..ngomong aja..”Jawabnya penasaran. Ada terbersit dalam hati untuk melamarnya sebuahhari nanti, biarlah waktu yg menentukan akhirnya. Oh my gosh, nikmat sekali. Seluruh leher serta tahap dadanya yg tertutup kaos itu habis ku kecup. “Hhh..sekarang smuanya terserah aden aja..”Jawabnya pasrah. Tanganku langsung bergerak menuntun penisku ke arah vaginanya. ” Mbak temenin saya tidur..”Ucapanku serasa melayang diudara, jantungku berdegup kencang. “Telah den..mbak telah kapok gak mau lagi maen gituan..gak ada gunanya..”Jawabnya. “Sekali lagi maaf mbak..”
Dia mengangguk pelan sambil menunduk,tetes2 air mata itu tetap berjatuhan dipangkuanya. Dia sedikit terusik dengan pertanyaanku. Aku tetap sibuk membalas sms kawan2ku. Tak lama dirinya menghampiriku dengan membawa sepiring biskuit serta teh utk dirinya. “Den..jangan den..sudaah..” Serunya ketika aku kembali menciuminya,hanya hanya bra serta celana dalamnya yg tersisa menutupi tubuhnya.
