ahh..” kutariik-tarik kulit kemaluanku, merasakan nikmat pada ujung-ujung sarafnya. Bokep SMA nnggh..” kunikmati gerakan tulang punggungnya yang terangkat. Kuraba betisnya, menelusuri kulit pahanya yang mulus, dan meletakkan telapak tanganku di permukaan belahan pahanya, beristirahat sejenak, menikmati genggamannya di pergelangan tangaku yang menguat. “Ahh.. oohh.. “Iya, kayaknya belum deh..” Nia menimpali. Ah, lumayan segar. Namun, aku lebih memilih untuk memutar tubuhku, mengangkat punggungku sekuat tenaga sehingga dapat menyentuh bibirnya dengan bibirku. Selalu begini, begitu sudah keluar, langsung saja keinginan itu hilang lenyap. Ahh, kuelus dan kuraba pahanya tanpa memperdulikan tatapan matanya yang setengah terbuka, menatap protes atas perlakuanku kepadanya. Nia.. Tapi, yah terkadang perasaan tak dapat selalu ditipu, bukan?Suatu hari aku (karena menganggur sekali) menghabiskan waktu luangku di toko buku Gramedia, di jalan Kertajaya, sekedar membaca-baca buku. kenikmatan ini, kenikmatan yang selalu kuinginkan saat hatiku gundah. Anganku melayang, kujatuhkan tubuhku di tempat tidur, menunggu reaksi obat bekerja.
