Mendengar jawabanku itu, Sri seperti kesenangan langsung memelukku dan menciumi wajahku berulangkali serta mengatakan dengan riang walaupun dengan matanya yang masih basah,
“Terima kasiih…, paak…, terima kasiih”, lalu memelukku erat-erat sampai aku sulit bernafas. Bokep sex “Srii…, Srii…, ayoo…, cepaat…, Srii”, dan seruanku ditanggapi oleh Sri. Bu Tus langsung mencubitkan tangannya di pahaku sambil berkata pelan,
“Awas…, yaa…, nanti saya gigit punya bapak.., baru tahu”, sambil terus berjalan. “Betul…, paak, karena hawanya dingin membuat orang cepat mengantuk”, jawabku. “Paak…, kerokannya di tempat tidur saja yaa…, dan tolong buka kaosnya”. Aku jadi agak malu dikatakan begitu dan untuk menutupi rasa maluku, aku jawab saja sambil agak bergurau. Karena Nining sudah tidak merasakan kesakitan lagi, segera saja aku mulai menggerakkan penisku pelan-pelan keluar masuk vaginanya, sedangkan Nining hanya mengelus-eluskan tangannya di punggungku.Makin lama gerakan penisku kupercepat dan Nining mulai ikut menggerakkan pinggulnya sambil bersuara,
“aahh…, sshh…, aahh…, aahh…, sshh…, teruus…, Paak”.










