“Kenapa sih Tok kamu kok banyak diam? Bokep Barat Kedua kakinya mulai ditarik kebelakang, selakangannya menindih mulutku, bibir dan lidahkupun makin berpolah diseluruh bagian kemaluannya. Selesai mengemasi semua berkas dan catatan, kucoba berdiri dan memutar-mutar kepala untuk melemaskan otot leher dan punggung. “Melamun apa Tok”, tanya Iswani. Setengah dari rokoknya telah habis ketika kulihat Iswani keluar dari pintu kamar dengan menggunakan kaos oblong besar dan celana pendek sebatas paha. Seusai mengulang dan merubahnya hingga kurasa cukup, kuhentikan kegiatanku tersebut. “Iya, terus akan kusuruh hantu-hantu itu nyubitin seluruh tubuhmu tak tersisa”, balasnya dengan senyum kemenangan. Merasa bosan, kuambil rokokku yang selalu tersedia dalam saku jaket dan kusulut sebatang rokok. Beberapa data yang masih kurang demi kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku.











