Ya nggak apaapa, katanya menjawab telepon.Siapa Mbak..? Bokep China Garis setrikaannyamasih terlihat. Lho, salon kan tempat umum. Lagi pula percuma,tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Mungkin sapu tangan ini sajasuatu kealpaan. Aku tidak menjepit tubuhnya.Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Ataujanganjangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya purapura masuk. Aku tahu di mana ruangannya. Aku masih di atas angkot.Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku.Masih menutupi diri dengan tabloid. Kakikusandarkan di tembok yang membuat ia bebasberlamalama membersihkan bagian belakang pahaku.Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari.Inilah kesempatan itu. Nampak ada perubahan besar pada Wien. Aku tidak dapat lagimemandanginya.Kantorku sudah terlewat. Kuusapsisa cream. Mobil melaju. Dadaku tibatiba berdegupdegup.Bang, Bang kiri Bang..!Semua penumpang menoleh ke arahku. Ia menyentuhnya.
