masih ada satu setengah jam lagi, aku menyiapkan seragamku, putih abu-abu.Juga tas sekolahku, yang membuatku teringat tentang obat perangsang itu. Bokeb ngggh…. Tapi aku tak kuasa menolak kenikmatan ini, dan pasrah saja mengikuti kemauan Joko.Setiap langkahnya di tangga membuat penisnya memompa vaginaku, dan aku orgasme ringan hingga cairan cintaku mengalir semakin banyak, seharusnya membasahi paha Joko, yang terlihat senang-senang saja.Akhirnya ia membawaku ke kamar tidur pembantu laki-laki di rumahku, dimana pak Bejo dan Mamang sudah menunggu. Mana kamu ini lama lagi kalau main. Beberapa menit setelah aku orgasme, Joko tak tahan lagi.“Oooh… memeknya non Cindy ini…. Aku sudah tak merasa lapar lagi setelah sarapan sperma dan cairan cintaku sendiri.Mereka bertiga akhirnya duduk mengatur nafas mereka yang masih memburu. Saya suapin peju mau ya?”.Aku dengan sedikit malu, mengangguk pelan, dan pak Mamang mulai menyuapiku dengan lembut seperti menyuapi anaknya yang sedang sakit.
