Perlahan ku usap wajah Dian, dan menyeka airmatanya. Bokep Colmek Beberapa jam kemudian sampailah aku di gang rumahku. Dian menjerit dan memelukku. Sehingga aku pun tidak dapat menahan diri untuk onani membayangkan nikmatnya tubuh Dian. Ruang yang cukup hangat. Ia tidak lagi menangis, Dian kini malah terpejam-pejam dan menggigit bibirnya. Tapi cepat2 kusingkirkan pikiran itu. Gila! Rumahku, rumah pak Jono di belakang rumahku dan rumah pak Rahman di samping rumahku.Hujan turun semakin deras saat aku buka gerbang rumahku dan melihat Dian, anak gadis tertua pak Rahman duduk sendirian di depan rumahnya. Dia pun membalasku. Dian memang cantik. Lima belas menit kemudian, terdengar telepon. “Ya udah, kamu tidur aja di kamar tengah, kamar tamu. “Dian, ngapain kok di depan rumah aja? Aku takut” Rengeknya.
