“Bilang aku sedang keluar kantor,” balasku di interkom, “Kamu ke sini sekarang, jangan lupa kunci pintu kalau masuk.”
“Ah, Bapak.”Indri sekretaris terbaik yang kumiliki. “OK, sambungkan..!” Entah mengapa lidahku sulit diajak kompromi kalau sudah soal Felly. Bokep Asia Hanya beberapa kalimat “Black Label double” pernah kuucapkan sebagai komunikasi nyata antara aku dengannya.Malam itu malam minggu. Tapi rumah siapa ini? “Hey Ricky.”
Aku mendongakkan kepala. Kangen? Permainan Sex-nya? Sampai ia tidak tahan dan memutuskan aku 2 tahun yang lalu. Sudah lama sebenarnya aku bosan dengannnya. Dengan janji kami jalan bareng lagi. Paling tidak aku kehilangan keperjakaanku gara-gara tempat ini beberapa tahun lalu. Aku berpikir bahwa apa yang kulakukan dengan Indri tadi pagi dapat melupakan semuanya. Sangat berbeda dengan ketika kukenal ia 2 tahun yang lalu. Yang jelas semenit kemudian ia telah kembali dan berusaha merangkulku. “Den ditunggu non Felly, katanya aden disuruh masuk.”
“Iya Bik.”Aku merapihkan pakaianku, berjalan mengikuti bibik tua itu ke dalam. Di Carport. Ia sendiri kemudian mengambil duduk
