Tubuh Santi kembali melemas dan lunglai. Kulihat banyak sekali cairan bening yang melumuri batangku. Bokeb Ini juga mumpung lagi promo.” jawab si teteh genit. Kemudian mataku tertuju pada sebuah rumah (kupikir itu rumah makan) berdinding warna hijau toska dengan halaman yang agak luas dan ditutupi oleh rumput Jepang. Kusodorkan jari-jemariku yang masih basah ke mulutnya. Kaya swalayan aja, pake promo segala. Tubuhnya putih mulus tanpa cela, dengan tonjolan yang nyaris sempurna, proporsional dengan tubuhnya yang sintal itu. Owh… Santi pengen keluar lagi….Ufhhh…”Tubuhnya menegang dan menggelinjang lagi untuk yang ketiga kalinya. Wah, sampai Jakarta jam berapa nih, pikirku. Owh… Santi pengen keluar lagi….Ufhhh…”Tubuhnya menegang dan menggelinjang lagi untuk yang ketiga kalinya. Ouuuuch….. Nikmati saja keadaan ini.Bagai kerbau dicucuk hidungnya aku menurut. Kaya swalayan aja, pake promo segala. “Promo? Kusodorkan jari-jemariku yang masih basah ke mulutnya. Dia mulai meremas pinggulku dan menarik-narik rambutku. Masuk dulu, di dalem masih ada makanan kok. Secara otomatis aku pun menggoyangkan pinggulku menyesuaikan
