Serta bersikap biasa-biasa saja. Bokep Tobrut Tiba-tiba terdengar suara di sampingku, “Maaf Bunda…ada paket yang…yang ha…wajib ditandatangani sama Ibu dulu…ma..maaaf…” Suara Prima terdengar tersendat-sendat, mungkin sebab kaget serta gugup menonton kondisiku yang belum mengenakan pakaian lengkap.Aku terkejut. Prima melepaskan kuluman dan isapannya. Mau tidur sama bunda ?” Prima tampak kaget lagi mendengar pertanyaanku barusan, “E…emangnya boleh tidur sama Bunda ?” tanyanya hampir tak terdengar. Yang melegakan hatiku, kedua anak tiriku itu tidak sempat tersesat pergaulannya. “Boleh,” sahutku sambil tersenyum,
“Asalkan sikapmu ceria lagi seperti dulu.”
“Iya Bunda…iya…” Prima mengangguk- angguk. Tapi…ketika aku sedang menyemprotkan air hangat ke kemaluanku yang sudah disabuni, hasratku menggeliat lagi. Ketika pandanganku tertumbuk ke sebuah laptop di atas meja tulis, iseng-iseng kubuka serta kuaktifkan laptop itu. Lalu menundukkan kepala lagi sambil berkata,
“Saya memang punya keinginan yang mustahil. Ia rutin ngecek stock barang di supermarket alias mall alias hotel-hotel.




















