Wanita muda itu mengikuti di belakang. Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku menutup kaca angkot. Bokep Indo Live Anggap saja tiap-tiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh. Lalu dikocok-kocok sebentar. Ya sekarang..!” pintanya penuh manja.Tetapi mendadak bunyi telepon di ruang depan berdering. Apa yang aku harus bilang, lho tadi kedip-kedipin mata, maksudnya apa? Sekenanya saja kubuka halaman majalah.“Tunggu ya..!” ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima kedatanganku.“Mbak Wien.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon. Tidak terlalu ayu. Aku hanya main dengan tangan. Membuatku tidak berani. Lama sekali ia memijati pangkal pahaku. Kaki kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas berlama-lama membersihkan bagian belakang pahaku. Menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon. Aku memandang ke arah lain mengindari adu tatap.
