Wajahnya kusuruh melihat ke arah kamera, lalu kujepret lagi sampai rol terakhir. Nah.., yang satu itu aku terobsesi sekali.Kebetulan temanku si Ivan dapat merealisasikan obsesiku itu. Vidio Porno Kalau melihat wajahnya yang agak melankolis, aku tidak menyangka kalau doi seliar itu.Seluruh batangku ditelan habis ke mulutnya yang kecil mungil, lalu disedotnya bak vacuum cleaner, kadang-kadang dikeluarin lagi. “Posenya gimana..?”
“Terserah loe, make it relax..!”
Kemudian Lia duduk dengan manis di atas sofa, kedua kakinya dirapatkan, aku dapat melihat pada saat ia duduk rok mininya agak ketarik ke atas. Tidak berhenti di situ, kurogoh selangkangannya, roknya masih melekat di tubuh, telunjuk dan jari tengahku, kususupkan jauh ke dalam lubang kemaluannya yang sudah licin sekali.Body doi menggelinjang saat jariku mengocok-ngocok. Lalu lidahnya menjilati dari ujung topi bajaku turun ke buah kembarku, lalu yang membuatku kaget ketika dia menjilati juga lubang anusku. “Nggak apa-apa kok, gue emang pingin tau rasanya difoto bugil.” ucapnya manis sekali. Dia tersenyum. Emang sih si Ivan pernah




















