Blose ketatnya membentuk sepasang bulatan dada yang tanpa BH. Syeni masuk.“Kunci pintunya” perintahku. XNXX Jepang Cup-nya mengendor. “Udah malam Syen, lain waktu aja”Syani tak menjawab, malah meremasi penisku yang udah tegang. Tinggal lutut dan kaki mulusnya yang masih “tersisa”
Oo .. Apa bisa …. Kalau kuteruskan, ada kemungkinan aku tak bisa menahan diri lagi, keterusan dan ,,,, melanggar sumpah dokter yang selama ini kujunjung tinggi. Apa benar dia minta aku yang memeriksa . Kenapa aku jadi nakal begini ? Lalu, dengan perlahan dia menurunkan CD-ku hingga lepas. Aku tak tahan lagi …
Kurenggut BH hitam itu dan kubuang ke lantai, dan sepasang buah dada Syeni yang bulat, menonjol, kenyal, putih, bersih tampak seluruhnya di hadapanku. Yang “tersaji” sekarang dihadapanku bukan CD hitam itu, meskipun sama-sama warna hitam, melainkan bulu-bulu halus tipis yang tumbuh di permukaan kewanitaan Syeni, tak merata.
>