Kalau gitu aku boleh…“Mas Ivan mau ngesun Maya, Maya nurut aja yah…” bisikku ke telinga MayaTanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. Bokep Thailand Aku tidak tahu tahu kalau sejak Maya masuk tadi Nancy mengintip di depan kamar.“Nancy? Aku segera menyomot payudara Maya dengan mulutku.“Mmmm… suuup… mmm…” kukenyot-kenyot lalu aku sedot putingnya.“Mass… sakiit…” rintih Maya sambil memegangi vaginanya.Sekali lagi tak aku hiraukan rintihan itu. Kentara benar perubahan wajahnya. Setidaknya aku bisa mengobati kekecewaanku kepada Rere.Malam makin sepi. Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum. Aku cuman tersenyum kecut.“Udah putus aku sama dia.” jawabku kemudian.Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Maya. Karena geli selakangnya membuka lebar.Vaginanya ditumbuhi bulu lebat yang terawat. Maya menutup matanya lalu membasahi bibirnya (aku bener-bener bersorak sorai).
