Ar.. Aku mulai mengelus-elus permukaan pantat Karin.“Ah.. Bokeb rus.. luar..!”“Ta.. Rin.. Rin.. ah.. Karin mendekatiku yang lagi telentang telanjang di ranjang, dia duduk di sampingku.“Lho.., kemaluan kamu kok nggak turun-turun sih..?”“Ya.., itu lihat BLUE FILM mana bisa turun, apalagi payudara kamu yang montok itu menggoda kemaluanku.”“Ah.., kamu bisa saja.” candanya sambil langsung tangan kanannya mengocok-ngocok pelan batangku yang sudah setengah tegak.–Perlahan-lahan dia menunduk dan mencium bibirku dengan bibir tebalnya itu. Kukocok-kocok pelan dan lembut kemaluanku agar tetap tegang dan tegak berdiri.Sementara itu Karin telanjang dan membelakangiku, aku lalu membalikkan dia.“Rin, orgasme kamu hebat banget deh..”“Oh.. Aku mengelus-elus bongkahan itu dengan tangan telunjukku, Karin sedikit mengangkat pantatku akibat rangsangan tanganku, dan biasanya pantat Karin otomatis maju mundur dengan sendirinya.Lalu aku melepas CELANA DALAM kuning tipis mulik Karin itu dengan pelan-pelan, dan Karin memberi sensasi dengan memutar-mutarkan pantatnya, wowo..
