“Beruk ini ganas sekali kalau melihat tetek Ita,” jawab Ita. Sementara aku membetulkan kedudukan penis beruk itu, kulihat vagina Ita sudah tergenang air. Bokep Montok “Ooooo, sedaplah, Baaang…..” jerit Ita. Banyak juga cairan itu hingga membasahi kain dan baju Ita.“Banyak sekali air mani beruk ini, Ita,” kataku kepada Ita yang masih terbaring keletihan. “Biarlah kalau dia mau raba, mungkin beruk itu teringat akan bininya,” jawabku. “Nggak apalah biar Abang tolong,” kataku.Perlahan-lahan Ita memajukan buah dadanya kepada beruk itu. “Ita cobalah bujuk beruk itu,” kataku kepada Ita. Kulihat beruk itu kini memakan habis semua nasi yang kami bawa tadi. “Hati-hati sedikit, nanti digigitnya,” kataku kepada Ita.Aku lihat Ita mengangkat t-shirtnya hingga ke pangkal dada. Tangannya terjatuh lemas ke atas tanah. Kau jangan lupa beri dia makan ya!” jerit Kakek dari atas rumah.Aku mengganguk saja tanda setuju.Ita memberanikan diri memegang tangan si Jantan. Setelah sampai, kami berdua berjalan-jalan melawat ke rumah Kakekku yang bernama Ali.Sesampainya di situ, Pak Ali















