Dengan gerakan reflek, Aisya langsung menggenggam kontolku dengan tangannya, hingga membuatku serasa melayang. Bokep China Perlahan aku pun mendekati, hingga kemudian duduk di sebelahnya. “Ukhti … toketnya besar sekali yah, boleh Bapak remas?”
“Ahhh … ahhh, boleh Pak. Pinggulnya maju mudur mengikuti genjotan kontolku di memeknya yang suci itu. Ketika kudengar gemericik air di kamar mandi wanita, maka aku pun menyimpulkan bahwa Aisya pasti sedang pipis. Bedanya kami tidak berada di ranjang yang empuk, tapi sedang bersandar di kebun belakang Ruang Guru tempat kami bekerja. Aisya pun menurut saja ketika aku menyandarkan tubuhnya ke dinding, pipinya yang merah benar-benar menggodaku untuk langsung mengecupnya dengan lembut. Kurasa inilah saatnya bagiku untuk bisa menaklukkan rekanku sesama guru yang menggairahkan ini. Biasanya para korbanku akan langsung pasrah saja menerima apa yang aku lakukan. “Bu Aisya …”Ujarku sambil mencegat dan menatap mata Aisya. Biasanya para korbanku akan langsung pasrah saja menerima apa yang aku lakukan.
