“Aahh.. Bokep Colmek deh!”. Belum sempat aku membuka mata, aku sudah merasakan jilatan lidahnya membasahi leherku yang jenjang, merambat menyusuri bahuku.., hangat sekali rasanya.“Nngg..”, Aku mulai merintih pelan sambil menengadahkan kepalaku. “Aahh.. Nama panggilanku Puput. Wajahnya pun biasa saja, tampang orang pengejar karir di usia pertengahan dua puluhan.“Sedang lembur juga, Mbak?”, Tanyanya mencoba mencairkan suasana sepi. Aku hanya bisa telentang di meja itu sambil terengah-engah dan menggelinjang menahan serbuan birahi.“Ahhkk.., sshh.., mmh..”, Aku mendesah dan meracau tak karuan. Nanti aku jadi ingin mijit bagian yang lain!”. Aku tergolong wanita yang kurus dengan tinggi badan 172 cm dan berat 51 kg. “mm.., mm.., aduuh, enaknyaa.., boleh juga tangan kamu, Dit!”“Eh, rintihannya jangan dibuat-buat gitu dong! Tubuhnya terbungkus rapi oleh kemeja Kenzo warna hijau muda dan di lehernya terikat dasi bercorak ramai khas Gianni Versace. aku toh enjoy aja dengan ini semua.Waktu itu akhir bulan Juni 2015. “Berarti kalau aku merintih-rintih yang dibuat-buat, kamu pijit bagian yang lain yah?”
“OK!
