Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Bokep Arab Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja. “Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Rumah ini berantakan karena memang Ummi tak bisa mengerjakan apa-apa. Air mataku jatuh tanpa terasa. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. “Oh….bukankah ini sandal jepit isteriku?” tanya hatiku. Dug! Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Melihat keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar sambil mengurut dada.“Ummi… Ummi, bagaimana Abi tak selalu kesal kalau keadaan terus menerus begini?” ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku? Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan deterjen tapi tak juga dicuci. Katanya mau kayak Rasul? Hanya ada rasa kesal dan jengkel
