Aku sedih dan menyesal melakukan ini dengan Mbak Nida, aku takut ia tidak akan pernah lagi mencapai orgasme selain dengan diriku, ini berarti aku yang harus selalu memuaskan Mbak Nida. Akupun mulai melakukan onani dengan memain-mainkan penisku.Film di komputer itu terus berjalan…… hingga telah hampir 1,5 jam lamanya, pertanda film itu akan habis dan Mbak Nida kulihat sudah empat kali orgasme, luar biasa. Bokep Lama kami saling bertatap-tatapan, aku lalu mencium mesra bibir Mbak Nida dan Mbak Nida juga menyambut ciumanku, jadilah kami saling berciuman dengan mesra, oh indahnya.Tak lama, aku menghentikan ciumanku, aku kaget, Mbak Nida ternyata menangis !“Kenapa Mbak Nida ? Untuk itu aku memeluk Mbak Nida, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Kepalaku kini dihadapkan pada dua buah pepaya montok nan segar yang ber-senggayut dan tergoyang-goyang akibat gerakan kami berdua. Sesaat setelah orgasme Mbak Nida yang kelima akupun ejakulasi. Aku lalu bangun, mengucek-ngucek mataku, melihat dari jendela, Tampak Mas Arif berdiri menunggu.
