Kemudian kuangkat ke kamar mandi!“Eh.. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Bokep Montok Tangannya tak pernah melepas penisku. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.“The Boy From Ipanema, please.. Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Aku memperhatikan sang penyanyi. Membuat telingaku fresh.“Para pengunjung sekalian.. Seorang gadis berusia kira-kira 26 tahun. Kalau hamil gimana, pikirku.“Aman, Boy. Aku duduk sedangkan Felicia berdiri membelakangiku. Kulihat Felicia bisa mengerti. Untuk Mr. Masih 30 menit lagi. oh yeah..”Saat-saat itu makin dekat.. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Lalu tertarik jazz. Tapi tidak terlihat canggung. Srr.. Felicia diam saja. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku.
