“Mas Den, Aryo boleh ikutan nonton?” tanyanya sambil senyum-senyum. “Duduk sini, Aryo”, kataku sambil menarik tangannya. Bokep Montok jam berapa dia nelpon?”
“Tadi pas Mas Deni kuliah, pesennya gini, VCD-nya udah dateng sekarang di tempat si DJ”, kata Aryo. Aryo menjawil pinggangku, “Kenapa sih Mas Den?”
Aku hanya tersenyum, “Ah anak kecil mau tau urusan orang dewasa aja!”Tak lama kemudian pintu kamar DJ terbuka, dan terlihat kamarnya yang berantakan. Lalu ia mengulum kemaluanku yang berbulu. Aku dan Aryo mengantarnya hingga ke Stasiun Tugu. “Jujur aja Aryo, ada apa?”
“Oke deh, Aryo akan jujur. Terlihat kemaluannya tegak seolah menantangku. “Makasih Den.”Akhirnya Tante Ida dan Suaminya naik kereta api ke Jakarta malam itu. “Soalnya saya juga mau”, kataku tanpa rasa dosa, lalu kami bertiga tertawa keras-keras. “Ada apaan nih Ma? Tante mau nitip si Aryo ke kamu, soalnya Tante pergi dengan Oom, dan si Aryo nggak Tante ajak, kan dia harus sekolah.”Kemudian tiba-tiba Aryo nyelonong masuk kamar.
