Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku. Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Bokep Cina “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik.
